Pagi begini,
ketika kawan lena,
mimpinya indah,
aku masih mengetuk papan kekunci,
huruf demi huruf,
ayat demi ayat,
baris demi baris.
Ku pilih jalan ini,
untuk sebuah perjuangan,
yang aku bukanlah pemula,
juga bukan penamat,
tapi adalah penerus,
sebuah perjalanan panjang.
Mata yang hitam
bakal jadi saksi,
sebuah pengorbanan
yang tidak seberapa,
bukannya airmata ataupun darah
Pemberitahuan
Laman ini merupakan catatan contengan puisi...
Thursday, September 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment