Titis-titis hujan yang
menimpa wajah berdosaku,
ku harap titis-titis itu
membasuh noda-noda hitam
si hamba yang penuh dosa
pada Sang Pencipta.
Pemberitahuan
Laman ini merupakan catatan contengan puisi...
Tuesday, September 15, 2009
Thursday, September 10, 2009
Malam Seribu Bulan
aku mengemis,
malam seribu bulan,
di celah usrah, mesyuarat dan
juga 'presentation'.
Ku bentang
sejadah faqir,
berteleku penuh hina,
mengemis sedikit belas,
untuk perjalanan abadi.
malam seribu bulan,
di celah usrah, mesyuarat dan
juga 'presentation'.
Ku bentang
sejadah faqir,
berteleku penuh hina,
mengemis sedikit belas,
untuk perjalanan abadi.
Ku pilih jalan ini
Pagi begini,
ketika kawan lena,
mimpinya indah,
aku masih mengetuk papan kekunci,
huruf demi huruf,
ayat demi ayat,
baris demi baris.
Ku pilih jalan ini,
untuk sebuah perjuangan,
yang aku bukanlah pemula,
juga bukan penamat,
tapi adalah penerus,
sebuah perjalanan panjang.
Mata yang hitam
bakal jadi saksi,
sebuah pengorbanan
yang tidak seberapa,
bukannya airmata ataupun darah
ketika kawan lena,
mimpinya indah,
aku masih mengetuk papan kekunci,
huruf demi huruf,
ayat demi ayat,
baris demi baris.
Ku pilih jalan ini,
untuk sebuah perjuangan,
yang aku bukanlah pemula,
juga bukan penamat,
tapi adalah penerus,
sebuah perjalanan panjang.
Mata yang hitam
bakal jadi saksi,
sebuah pengorbanan
yang tidak seberapa,
bukannya airmata ataupun darah
Ku Bilang Hari
Ku bilang hari;
hari.
hari.
hari.
Ramadhan bakal pergi,
tinggal aku sendiri,
dingin di sejadah faqir,
entah masa mendatang,
punyai ruang,
untukku kembali berteleku,
di Madrasah Ramadhan.
hari.
hari.
hari.
Ramadhan bakal pergi,
tinggal aku sendiri,
dingin di sejadah faqir,
entah masa mendatang,
punyai ruang,
untukku kembali berteleku,
di Madrasah Ramadhan.
Rasa Hati
Dunianya sudah tiada warna ,
tiada lagi biru lembut langit tinggi,
tiada lagi hijau luas padang rumput,
tiada lagi putih bersih awan suci .
Hatinya sudah tiada,
dibawa pergi entah kemana.
Hening subuh itu,
dia angkat kedua tangan,
meminta,
merintih,
merayu,
mohon kasihan dan belas,
dari Pencipta segalanya.
Suaranya lirih:"Ya Allah, sesungguhnya Kau amat mengetahui rasa hati ini,jadi aku serahkan segalanya padaMu hidupku ini"
tiada lagi biru lembut langit tinggi,
tiada lagi hijau luas padang rumput,
tiada lagi putih bersih awan suci .
Hatinya sudah tiada,
dibawa pergi entah kemana.
Hening subuh itu,
dia angkat kedua tangan,
meminta,
merintih,
merayu,
mohon kasihan dan belas,
dari Pencipta segalanya.
Suaranya lirih:"Ya Allah, sesungguhnya Kau amat mengetahui rasa hati ini,jadi aku serahkan segalanya padaMu hidupku ini"
Akhtar Syaheed
Akhtar Syaheed...
satu nama yang bakal di ukir,
permata hati ayah bonda.
Akhtar Syaheed...
hadirmu bakal dinanti penuh harapan,
penawar duka abi dan ummi.
Akhtar Syaheed...
antara harapan dan mimpi,
antara senyum dan tangis,
antara bahagia dan duka.
Akhtar Syaheed...
Namamu diukir penuh makna,
disemat rapi di ruang hati.
Akhtar Syaheed...
Namamu seutuh perjuangan,
yang tidak pernah terhenti,
buat selamanya.
satu nama yang bakal di ukir,
permata hati ayah bonda.
Akhtar Syaheed...
hadirmu bakal dinanti penuh harapan,
penawar duka abi dan ummi.
Akhtar Syaheed...
antara harapan dan mimpi,
antara senyum dan tangis,
antara bahagia dan duka.
Akhtar Syaheed...
Namamu diukir penuh makna,
disemat rapi di ruang hati.
Akhtar Syaheed...
Namamu seutuh perjuangan,
yang tidak pernah terhenti,
buat selamanya.
Lelah Perjuangan
Tika begini,
waktu mahal tak terkira,
terasa lelahnya,
menempuh ranjau perjuangan.
Lantas,
pada hening suatu sahur,
ku hampar sejadah faqir,
mencari makna diri,
mengisi kosong di jiwa,
mencicip manis iman.
waktu mahal tak terkira,
terasa lelahnya,
menempuh ranjau perjuangan.
Lantas,
pada hening suatu sahur,
ku hampar sejadah faqir,
mencari makna diri,
mengisi kosong di jiwa,
mencicip manis iman.
Wednesday, September 9, 2009
Tanpa Tajuk 1
Kebahagiaan adalah kepuraan
yang dihiasi senyum dan ketawa
sedang hati dan jiwa menderita
yang dihiasi senyum dan ketawa
sedang hati dan jiwa menderita
Subscribe to:
Posts (Atom)